Vikipedia4.Blogspot.Com - Tawuran pelajar merupakan bentuk kekerasan yang berbasis pencarian
identitas. Meskipun orang dewasa menganggap tawuran pelajar hal yang
mempriharinkan, namun bagi pelajar, tawuran adalah simbol kebanggaan.
Pengamat sosial dari Universitas Indonesia Devie Rahmawati menjelaskan,
tawuran pelajar adalah jenis kekerasan yang relatif berbeda dengan
kekerasan-kekerasan lainnya. Tawuran pelajar tidak terkait dengan motif
politik ataupun ekonomi.
"Para pelakunya bukanlah orang-orang yang mencari nafkah atau
tersibukkan untuk mencari penghidupan," kata Devie saat dihubungi
Kompas.com, Jumat (11/10/2013).
Menurut Devi, salah satu penyebab utama tawuran kemudian menjadi tradisi
karena adanya perselisihan antar sekolah yang menahun. Perselisihan
kemudian bertahan puluhan tahun karena terwariskan kepada murid-murid
baru atau generasi selanjutnya.
"Dengan pewarisan sense of identity, seseorang siswa baru akan menjadi
siswa dari sekolah itu yang utuh apabila mereka menyerang murid sekolah
lainnya," jelas Devie.
Devie mengaku, dia pernah menemukan para alumni sebuah sekolah di
Jakarta yang membanggakan bagaimana sekolah mereka dulu berani menyerang
sekolah-sekolah lainnya. Secara tidak langsung, tentu saja para alumni
sekolah itu menegaskan sekolah mereka adalah sekolah yang disegani
karena ketangguhan fisiknya.
"Hal itu tentu memperlihatkan betapa kekerasan telah menjadi cara membuktikan diri dan identitas," ujarnya.
Menurut data Pusat Pengendalian Gangguan Sosial DKI Jakarta, pada 2009,
sebanyak 0,08 persen atau 1.318 dari 1.647.835 siswa SD, SMP, dan SMA di
DKI Jakarta terlibat tawuran. Angka ini meningkat dari tahun-tahun
sebelumnya.
Dalam peristiwa penyiraman air keras di sebuah bus PPD 213 jurusan
Kampung Melayu-Grogol, Jumat (4/10/2013) beberapa waktu lalu, pelaku
penyiraman berinisial RN alias Tompel (18) yang merupakan pelajar SMA I
Budi Utomo Jakarta, juga mengaku dendam pada pelajar SMK Karya Guna.
Bagi pelajar SMK Budi Utomo, pelajar SMK Karya Guna adalah musuh. Begitu
pula sebaliknya.
Apalagi, kurang lebih setahun yang lalu, Tompel pernah menjadi korban
penyiraman air keras yang diduga dilakukan pelajar SMK Karya Guna di
kawasan Kelor, Matraman. Alasannya menyerang penumpang yang ada di bus
PPD 213, karena bus tersebut adalah bus yang sering ditumpangi oleh
siswa SMK Karya Guna.
Kekerasan pelajar berlatarbelakang kebencian antar sekolah juga pernah
terjadi di Jakarta, September tahun 2012 yang lalu. Saat itu, seorang
pelajar SMA 70 berinisial FR alias Doyok, menikam seorang pelajar SMA 6
bernama Alawy Yusianto Putra dengan arit dalam sebuah tawuran di kawasan
Bulungan, Jakarta Selatan.
Alawy tewas dan Doyok saat ini menjalani hukuman penjara selama 7 tahun,
usai vonis di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Mei 2013 yang lalu.
sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/10/11/1030564/Bagi.Pelajar.Tawuran.adalah.Simbol.Kebanggaan
0 Orang Mengomentari ini:
Posting Komentar